Saya baru saja menyelesaikan membaca buku yang cukup menarik, judulnya “Set Boundaries: Find Peace” karya Nedra Glover Tawwab. Saya ingin berbagi sedikit pengalaman membaca buku ini.
Pertama-tama, saat pertama kali saya melihat buku ini, saya merasa tertarik oleh desain sampulnya. sangat sederhana hanya latar belakang putih dan terdapat kotak dengan warna yang berbeda-beda. Saya merasa ada pesan tersirat di sana, tapi saya belum bisa menemukan apa maksudnya.
Saat saya mulai membaca buku ini, saya menghargai gaya penulisan Nedra yang sangat menyatu dengan pembaca. Ia menggunakan bahasa yang terasa santai dan akrab, tidak terlalu formal. Apresiasi saya bertambah karena cara penyampaiannya yang menyerupai berkisah kepada teman, membuat pembaca merasa lebih mudah memahami konsep tentang “boundaries”.
Salah satu kisah yang tetap melekat dalam ingatan saya adalah tentang seorang teman yang selalu meminta bantuan, tetapi tidak pernah ada ketika saya membutuhkannya. Kisah ini memberikan wawasan bahwa penting untuk mengenali keseimbangan dalam hubungan. Saya merenung, memang benar, kita tidak seharusnya menjadi pihak yang selalu setuju dan mengalah, bukan?
Namun, yang paling menarik adalah akhir setiap bab yang dilengkapi dengan latihan praktis yang dapat kita lakukan. Saya mengapresiasi bagian ini, karena ia tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga memberi kesempatan bagi pembaca untuk benar-benar mempraktikkannya. Latihan ini membantu membangun batasan yang lebih sehat dalam kehidupan sehari-hari.
Puncak buku ini juga memiliki daya tariknya sendiri. Nedra memberikan pesan yang kuat bahwa membangun batasan tidak hanya tentang melindungi diri sendiri, tetapi juga memperkuat hubungan kita dengan orang lain. Ia menggarisbawahi bahwa batasan bukanlah tindakan egois, melainkan strategi yang bermanfaat bagi seluruh lingkungan sekitar kita.
Berikut adalah beberapa poin penting dari buku tersebut:
- Batasan bukanlah tentang menjadi jahat atau egois. Ini tentang menghormati diri kita sendiri dan kebutuhan kita.
- Ada banyak jenis batasan yang berbeda, termasuk batasan fisik, emosional, dan waktu.
- Penting untuk jelas dan tegas saat menetapkan batasan.
- Kita perlu siap untuk menegakkan batasan kita, bahkan ketika itu sulit.
- Batasan tidak selalu mudah ditetapkan, tetapi penting untuk kesehatan mental dan emosional kita.
Beberapa catatan yang mungkin muncul terhadap buku Set Boundaries adalah bahwa pendekatannya mungkin terlalu umum dan tidak selalu mudah diterapkan dalam situasi di kehidupan nyata. Beberapa orang mungkin merasa sulit untuk mengidentifikasi batasan yang tepat atau merasa cemas tentang bagaimana mengkomunikasikan batasan kepada orang lain.
Selain itu, ada kemungkinan bahwa buku ini mungkin tidak mempertimbangkan konteks budaya atau lingkungan yang berbeda, yang dapat memengaruhi bagaimana batasan diterapkan. tambahan lain mungkin berfokus pada sejauh mana batasan dapat mempengaruhi hubungan dan dinamika sosial, terutama jika tidak diimplementasikan dengan sensitivitas dan kecerdasan emosional yang tepat.
oh ya, saya ingat terkait cover buku yang tadi saya singgung. setelah membaca buku tersebut saya jadi punya gambaran tentang maksud dari cover bukunya. Bentuk persegi di latar belakang sampul mewakili batasan yang kita tetapkan dalam hidup kita. Ukuran dan warna persegi yang berbeda mewakili berbagai jenis batasan yang dapat kita tetapkan, seperti batasan emosional, batasan fisik, dan batasan waktu. kira-kira itu yang saya tangkap.
Secara jujur, buku ini memberikan perspektif baru bagi saya mengenai konsep batasan dalam hidup. Dari gaya penceritaan yang santai hingga latihan-latihan praktisnya, semuanya memberikan nilai tambah yang signifikan. Jika Anda tengah mencari buku yang mampu membantu Anda memahami dan mengimplementasikan konsep batasan dalam kehidupan, maka buku ini layak dipertimbangkan.
Buku ini sangat direkomendasikan bagi mereka yang merasa kesulitan dalam menentukan batasan dalam hubungan, baik itu di lingkup pribadi atau profesional. Pembaca akan merasakan manfaat nyata dalam membaca buku ini, karena ia tidak hanya memberikan pemahaman konseptual, tetapi juga memberikan alat praktis untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Tinggalkan Balasan